Kamis, 14 April 2016

TEORI HUMANISTIK


1.      Pengertian Humanistik
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.  Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
2.      Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Mahasiswa
Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat elektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada roh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran dosen dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para mahasiswa sedangkan dosesn memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan mahasiswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi mahasiswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.




Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1.      Merumuskan tujuan belajar yang jelas.
2.      Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3.      Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri.
4.      Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri.
5.      Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6.      Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.      Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.
8.      Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.



INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN

TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes.
Keempat jenis penyakit infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil.

a.       TOXOPLASMA
Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi. Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi.
Toxoplasma yang disertai gejala ringan, miri gejala influenza, bila timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah. Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien transplantasi organ yang mendapatkan obat penekanan respon imun).
Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau kguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan, pada Toxoplamosis bawaan, gejala dapat muncuk setelah dewasa, misalnya kelainan mata, dan telinga, retardasi, mental, kejang, dan ensefalitis.
Diagnosis Toxoplasmosis secara klnis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukan gejala (sub klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM, dan IgA serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.
Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya negatif perlu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertama, selanjutnya tiap trimester), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi Toxoplasma.
b.      RUBELLA
Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda.
Infeksi Rubella berbahay bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelain adalah 50%, sedangkan jika infeksi terjadi trimester pertama maka risikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and Gynecologists, 1981).
Tanda-tanda dan gejala infeksi Rubella sangat bervariasi untuk tiap individu, bahkan pada beberapa pasien tidak dikenali, terutama apabila ruam merah tidak tampak. Oleh karena itu, diagnosis infeksi Rubella yang tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dan IgM. Pemeriksaan Anti-Rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi. Pemeriksaan Anti-Rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu dan resiko infeksi rubella bawaan.
c.       CYTOMEGALOVIRUS (CMV)
Infeksi CMV disebabakan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini termasuk golongan virus keluarga herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebabnya infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil.
Jika ibu hamil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dll. Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeksi berulang, dimana infeksi akut mempunyai resiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG.
d.      HERPES SIMPLEKS TIPE II
Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simplek tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan bediam diganglion sistem syaraf otonom.

Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya terlihat lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal. Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan IgM sangat pentinh untuk mendeteksi secara dini terhadap kehamilan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan. Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan janin yang dikadungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada sering sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik. Walaupun ada yang memberi gejala ini tidak muncul sehingga menyulitkan dokter untuk melakukan diagnosis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat.

PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI


1.      Teknologi Pendidikan adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan, pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan serta pengolaan usaha pengembangan (organisasi dan personil) secara sistematisdengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar (Kenneth Silber, 1970).
2.      Teknologi Pendidikan adalah sistematik mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat tercapai (Mac Kenzie dan Eraut, 1971).
3.      Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan menfasilitasi belajar pada manusia usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, organisasian dan pemanfaatan berbagai sumber belajar serta dalam pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut (AECT, 1972)
4.      Teknologi Penidikan adalah proses yang kompleks yang terintegrasi meliputi orang, produser, gagsan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dengan segala aspek belajar pada manusia (AECT, 1977).
5.      Teknologi Pendidikan adalah penelitian dan aplikasi ilmu perilaku dan teori belajar dengan mengunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, design, pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pengolahan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja (Tom, Cutchall, 1999).
6.      Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat (AECT, 2004).
7.      Teknologi Pendidikan adalah membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif., dengan cara mendesign, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis, berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non manusia (Comission Instruction Tecnology, 1970).
8.      Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber belajar (AECT, 1994).

9.      Teori Pendidikan adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian, proses, sumber, dan sistem untuk belajar (Barbara Seels, 1994).